Minggu, 24 November 2013

Kriteria muslim yang mampu membangun kejayaan islam diabad 21

Membentuk Kembali Generasi Emas Muslim Sungguh tiada muslim yang dapat mencapai kesempurnaan dalam derajat ketakwaannya selain Rasullloh SAW. Namun, sejarah mencatat bahwa generasi muslim unggulan adalah generasi pertama muslim, yaitu generasi para sahabat. Kemudian berangsur-angsur keunggulan generasi muslim itu sendiri mengalami degradasi dari generasi tabi’in, generasi tabiit tabi’in, hingga generasi sekarang.

Hal tersebut bukan berarti generasi muslim saat ini tidak dapat mengulang masa keemasan generasi muslim pada zaman Rasululloh atau generasi para sahabat. Sebelum itu, setiap muslim harus menyadari bagaimanakah kriteria serang muslim yang ideal. Muslim ideal disini maksudnya adalah seperti apakah idealnya kriteria seorang muslim yang sanggup mengulang kembali masa keemasan generasi muslim tersebut.

Mengacu kepada M. Anis Matta, Lc. dalam bukunya yang berjudul Model Manusia Muslim Abad XXI, setiap orang harus melalui tiga tahap untuk mengaktualisasikan islam dalam berbagai dimensi kehidupan. Ketiga tahap tersebut, yaitu afiliasi, partisipasi, dan kontribusi. Tahap pertama, afiliasi, adalah memahami dengan baik alasan seorang muslim memilih Islam sebagai agama dan hidup. Dalam pernyataan tersebut dijelaskan mengenai Islam sebagai agama dan hidup. Sudah jelas, Seorang muslim Ideal adalah mereka yang mampu menjadikan keislamannya bukan hanya dalam segi agama saja melainkan dalam segala aspek kehidupannya. Untuk itu, Seorang muslim memerlukan tiga komitmen, yaitu komitmen akidah atau ideology pada Islam, komitmen metodologi atau syariah, dan komitmen sikap atau akhlak. Ketiga komitmen tersebut harus betul-betul dilaksanakan secara keseluruhan dan istiqomah. Pada umumnya, seorang muslim hanya memiliki komitmen ideologi saja, sedangkan dua komitmen lainnya belum dimiliki. Hal ini akan menyebabkan afiliasinya dalam Islam akan tidak sempurna dan tersendat-sendat. Padahal, tahap afiliasi merupakan tahap diri kita untuk menjadi soleh secara pribadi.

Tahap kedua, partisipasi adalah tahap seorang muslim mendistribusikan kesolehan pribadinya kepada orang lain agar terjadi kesolehan secara sosial. Untuk itu, Seorang muslim harus memiliki rasa sense in-group, maksudnya membentuk suatu rasa keterlibatan diantara setiap kaum muslim sehingga tercipta ukhuwah (persaudaraan) dan ruhamah (orang-orang yang saling menyayangi) serta memiliki rasa keprihatinan yang tinggi terhadap masalah-masalah kaum Muslimin. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam salah satu hadisnya, “Siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin maka ia bukan dari golongan mereka.” Rasa tersebut dapat diimplementasikan dalam hal-hal kecil sperti mengucapkan salam dan menunjukkan wajah yang ceria dan bersemangat ketika bertemu saudara sesama muslim serta selalu mendoakan saudara sesame muslim setelah sholat lima waktu. Selain rasa sense in-group, seorang muslim juga harus memiliki pengetahuan sosial yang dibutuhkan dalam masyarakat. Pengetahuan tersebut khususnya adalah ilmu komunikasi. Seorang muslim harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar dapat menyampaikan kesolehan pribadinya kepada masyarakat dengan baik serta efektif. Seorang muslim juga harus mengetahui dan menguasai peta dan medan lingkungan sosial budaya tempat hidupnya. Hal ini bertujuan agar lebih mengetahui cara memasuki dan mengubah masyarakat ke arah Islam yang efektif serta meminimalisasi konflik.

Tahap ketiga, kontribusi adalah tahap seorang muslim harus memilih satu bidang spesialisasi ilmu atau profesi yang diyakini dapat menjadi ahli dan unggul. Kemampuan seorang manusia itu terbatas. Manusia tidak dapat menjadi segalanya dan tidak akan pernah sanggup melakukan segalanya. Oleh karena itu, dalam kontribusi, seorang muslim haruslah mengetahui dimana letak kekuatannya. Kemudian, dengan kekuatan itu, mereka dapat memberikan karya terbaiknya kepada Islam dan umatnya. Jadi seorang muslim dapat menjadi seorang mujahid dalam bidang spesialisasinya masing-masing, seperti bidang pemikiran dengan menjadi ilmuwan, bidang kepemimpinan, bidang professional atau profesi, serta financial atau keuangan.

Ketiga tahapan tersebut tentu saja butuh waktu agar dapat terlaksana dengan baik dan menyeluruh terhadap umat muslim di seluruh dunia. Saat ini yang harus dilakukan adalah meyakini bahwa setiap muslim sedang berada dalam proses tersebut sehingga diri sendiri termotivasi untuk ikut andil dalam proses mewujudkan kembali generasi emas Islam seperti generasi para sahabat pada zaman Rasululloh SAW.

Tidak ada komentar: