Selasa, 22 April 2014

mengganti Shalat Subuh Disiang Hari

ada cerita teman yang ketiduran diwaktu subuh dan bangun kaget ternyata jam 10 pagi, karena tidak mengetahui ilmunya maka ia tiadak melaksanakan shalat subuh karena telah terlewat waktunya.

Kasus diatas sebenarnya pernah dialami oleh Rasulullah saw. Dan sahabatnya, yang lengkapnya sebagai berikut:

Dan telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Said bin Sakhr Ad Darimi telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Abdul Majid, telah menceritakan kepada kami Salam bin Zarir Al 'Utharidi, katanya; aku mendengar Abu Raja' Al 'Utharidi dari Imran bin Hushain katanya; aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, hingga kami masuki malam kami. Menjelang subuh, kami singgah dalam perjalanan, rupanya kami tak kuasa menahan mata kami yang kelelahan (ketiduran) hingga matahari terbit." Imran melanjutkan; "Dan yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr. Dan kami tidak pernah membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari tidurnya hingga beliau bangun sendiri. Setelah itu Umar bangun, ia berdiri di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertakbir sambil mengeraskan suaranya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau melihat ternyata matahari telah terbit, beliau lalu bersabda: "Berangkatlah kalian." Maka beliau meneruskan perjalanan bersama kami, setelah matahari memutih, beliau singgah dan shalat subuh bersama kami. [HR. Muslim no.1100 & Ahmad no.17217]


Dari hadits diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika seseorang ketiduran hingga terbit fajar maka harus mengganti shalat subuhnya yang tertinggal namun mesti mebiarkan matahari agak tinggi dahulu baru mengerjakannya. Karena dalam hadits lain disebutkan bahwa jika matahari terbit maka itu adalah waktu para penyembah setan (orang kafir).

Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ibrahim Ad Duraqi telah menceritakan kepada kami Abdushshamad telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Abu Ayyub dari Abdullah bin 'Amru bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Waktu shalat zhuhur adalah jika matahari telah concong dan bayangan sesorang seperti panjangnya selama belum tiba waktu shalat ashar, dan waktu shalat ashar selama matahari belum menguning, dan waktu shalat maghrib selama mega merah (syafaq) belum menghilang, dan waktu shalat isya` hingga tengah malam, dan waktu shalat shubuh semenjak terbit fajar selama matahari belum terbit, jika matahari terbit, maka janganlah melaksanakan shalat, sebab ia terbit diantara dua tanduk setan." [HR. Muslim no.966]

Rasulullah saw.bersabda : "Shalat adalah suatu ibadah yang disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat) maka hendaklah kamu shalat hingga matahari terbit. Dan apabila matahari telah terbit, maka janganlah kamu shalat hingga matahari meninggi, karena matahari terbit diantara dua tanduk syetan, dan shalat pada waktu itu adalah shalatnya orang-orang kafir. Kemudian, jika matahari sudah meninggi, maka shalatlah, karena shalat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat) hingga pertengahan siang. Saat matahari berada di pertengahan langit, maka janganlah kamu shalat, karena pada waktu itu api neraka sedang dinyalahkan hingga bayangan kembali muncul. Dan apabila bayangan sudah kembali maka shalatlah kamu, karena shalat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat) hingga matahari turun untuk terbenam. Ketika matahari hari hendak terbenam, maka janganlah kamu shalat hingga benar-benar terbenam, Karena matahari terbenam diantara dua tanduk syetan dan pada waktu itulah orang-orang kafir beribadah."[HR. Muslim no.1374]

Oleh karenanya jika saudaraku bangun kesiangan maka hendaklah tetap melaksanakan shalat subuh pada waktu tersebut karena perkara tidur dan bangun adalah urusan Allah ta'ala. Jadi janganlah ragu melaksanakannya.
Demikian semoga bermanfaat.

Benci Sunnah

Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku."[HR. Bukhari no.4675, Muslim no.1863]

Saudaraku seiman... pernahkan kalian menemui. Sebagiandari saudara-saudara kita membenci sunnah Rasulullah saw. & meremehlannya.
Diantaranya tentang memanjangkan jenggot dan mengenakan kain diatas mata kaki. Padahal memanjangkan jenggot dan memotong kumis adalah pembedaan islam dengan orang kafir. Jika ada yang berkata "banyak pula orang kafir yang berjenggot,...". maka jawabnya "apakah saudara mau mengerjakan apa tidak.! Apakah saudara cinta kepada Rasulullah? Bagaimana wujud cinta itu, yaitu mengikuti apa yang dikerjakannya dan menuruti anjurannya (sunnah)".
Demikian pula tentang kain dibawah mata kaki. Padahal telah jelas haditsnya.

menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa menjulurkan kain sarungnya hingga dibawah mata kaki, maka tempatnya adalah neraka."[HR. Bukhari no.5341]


Apakah saudaraku mau hanya karena hal sepele yaitu kain melebihi mata kaki membuat kita tersiksa dineraka. Jangan nafsu kita mengalahkan kata hati untuk menurut kepada teguran Rasulullah saw. Tersebut.
Demikian renungan hari ini semoga bermanfaat.