Kamis, 28 November 2013

Kunci jalan kejayaan, keselamatan dan kebahagiaan

Alhamdulillahirabbil'alamin,

Salawat dan salam semoga melimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW, Nabi yang ummi. Dipilih-Nya untuk membimbing umat manusia seluruhnya, dia diutus Allah Swt. sebagai dai dan pendidik, diajaknya manusia untuk, mengikuti petunjuk Allah SWT yang terhimpun dalam kitabnya.

“Sungguh telah datang kepadamu dari Allah cahaya dan kitab yang menjelaskan segala sesuatu. Dengan kitab itu Allah akan membimbing orang yang mau mencari rida-Nya untuk menyusuri jalan kebahagiaan dan la akan tampilkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, terang dengan izin-Nya pula, pun la akan bimbing manusia untuk melintasi jalan yang lurus, (QS Al-Maidah: 15-16).

Merupakan suatu kesyukuran yang teramat luar biasa dimana umat islam telah diberi anugrah sebuah kitab yang akan menuntun kejalan yang diridhoi Allah SWT. Namun sekaligus mengherankan, umat islam yang dikatakan sebagai rahmatan lil 'alamin banyak yang tidak menjadikan Alqur'an sebagai imamnya.
Padahal telah jelas janji Allah ta'ala terlihat pada firmanya diatas, bahwa dengan Al qur'an Allah memimbing, mendidik, memberi pengetahuan dan pelajaran baik tentang cara menggapai kebahagian dunia da akhirat baik berupa ibrah dan metode yang tepat.
Dari kegelapan kepada cahaya. Ini merupakan bahasa yang kompleks untuk menunjukan bahwa dengan kitab Al qur'an manusia akan ditunjukan jalan baik mengenal siapa dirinya, mengapa tercipta dirinya, siapa yang menciptakan dirinya, untuk tujuan apa dirinya ada, mengetahui titik final dari perjalanan dunia ini dan lain sebagainya. Dan yang terpokok menurut penulis adalah memausiakan manusia dengan adab-adab yang diridhoi Allah ta'ala.
Jika seorang hamba selamat menjalani kehidupan dunianya dengan baik demikian pulalah gambaran ia melintasi jalan sirathalmustaqim dihari qiamat kelak. Dimana besaran dan bentuk model jalan tersebut tergantung dari amalan didunia ini. Sebagaimana digambarkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Sa'id al Khudri dari shahih bukhari no. 6886
"...kemudian titian (jembatan) jahannam didatangkan dan dipasang diantara dua tepi jahannam, kami (sahabat) bertanya, 'Wahai Rasulullah, memang jembatan jahannam tersebut misterinya apa?' Nabi menjawab, 'jembatan itu bisa menggelincirkan, menjatuhkan, ada pengait-pengait besi, ada duri-duri yang lebar dan tajam durinya terbuat dari kayu berduri bernama Sa'dan. Orang mukmin yang melewatinya sedemikian cepat, ada yang bagaikan kedipan mata, ada yang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin, ada yang bagaikan kuda pilihan, ada yang bagaikan kuda tunggangan, ada yang selamat dengan betul-betul terselamatkan, namun ada pula yang selamat setelah tercabil-cabik oleh besi-besi pengait itu, atau terlempar karenanya dineraka jahannam, hingga manusia terakhir  kali melewati dengan diseret-seret..."
Bagaimanakah cara terselamatkan dari kaitan besi dan jurang neraka yang menganga dibawahnya, kami kira sudah jelas jawabannya, yaitu sebagaimana tertera pada firman Allah ta'ala diatas. Barang siapa menaatinya maka selamat dan berbahagialah ia, tapi sebaliknya jika sesorang menentang ayat-ayat Allah mak siap-siaplah menanggung resikonya yaitu terkait duri Sa'dan dan terpelating ke dalam neraka. Yang disebutkan itu adalah kejadian dihari kiamat kelak bagaimana halnya jika didunia apa yang diperolehnya jika tidak taat kepada Allah SWT.
Ada dua kemungkinan yang pertama dibiarkan merajalela kemudian dimatikan dengan tiba-tiba, yang kedua didapatinya kesempitan-kesempitan pada urusannya agar hamba itu berfikir. Namun dari dua kemungkinan tersebut, yang kedua lebih baik dari yang pertama karena masih ada peluang yang diberikan Allah ta'ala untuk kembali dan bertaubat.
Kemudian bagaimana keadaan saat ini dimana hanya sedikit manusia yang mengamalkan Al qur'an. Inilah akhir zaman dimana tuntunan Allah (Al qur'an) sebaian besar hanya sebagai panjangan dilemari, berdebu bahkan dimaka rayap. Dan orang Islam lupa bahwa kesuksesan dan kejayaan hanya bisa dicapai dengan mentaati Allah dan RasulNya. Sebagaimana para sahabat genrasi pertama umat ini. Mereka diberi kejayaan yang cemerlang karena "Sami'naa wa 'atha'naa".
Dimana-mana orang mencari kunci-kunci untukmencapai kejayaan, padahal telah jelas, yaitu mengembalikan keataatan adalah jalan yang terbaik, dengan merujukan segala sesuatu kepda Al qur'an dan sunnah.
Metode telah ada tinggal manusianya saja lagi, apakah ia akan tetap bertuhan dengan akalnya, dengan beranggapan uang adal_ah segala segala-galanya.

Tidak ada komentar: